GOAL TIME - Yabes Roni, penyerang sayap Bali United, menjadi korban ujaran rasisme setelah pertandingan tunda pekan ke-12 BRI Liga 1 2024/2025 melawan Persib Bandung di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Insiden ini terjadi usai laga berakhir imbang dan Yabes mendapatkan kartu merah akibat pelanggarannya terhadap Beckham Putra Nugraha.
Perlakuan Rasis di Media Sosial
Yabes mengungkapkan bahwa ujaran rasisme diterimanya melalui komentar di akun Instagram resmi Bali United dan pesan langsung (DM) di akun pribadinya. Beberapa komentar bernada rasis, seperti menyebut dirinya "monyet" dan "hitam," memicu perhatian serius. Yabes pun membagikan pengalamannya lewat Instagram Story, menyoroti perlakuan tidak pantas tersebut.
Langkah Tegas ke APPI
Tidak tinggal diam, Yabes melaporkan insiden ini ke Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). Ia berharap tindakan ini bisa menjadi pelajaran agar rasisme di sepak bola tidak lagi terulang.
"Saya sudah lapor ke APPI. Sudah berkoordinasi juga dan akan diproses," tegas Yabes.
Kasus serupa sebelumnya juga dialami rekan setimnya, Privat Mbarga, musim lalu. Manajemen Bali United, melalui Media Officer Alexander Maha Putra, menyatakan dukungannya terhadap langkah Yabes untuk melawan rasisme.
APPI dan Dukungan Publik
APPI turut menunjukkan solidaritas dengan Yabes melalui unggahan di Instagram. Mereka menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan olahraga yang bebas dari diskriminasi. Namun, unggahan tersebut menuai respons beragam. Sebagian besar suporter mengkritik tindakan Yabes di lapangan, sementara lainnya mendukung penghapusan rasisme dari sepak bola.
Rasisme bukan hanya melukai individu, tetapi juga merusak nilai-nilai olahraga. Langkah Yabes Roni melawan diskriminasi ini diharapkan dapat membuka mata semua pihak untuk menjaga sepak bola tetap menjadi arena yang inklusif dan penuh sportivitas.
© πΆπΎπ°π» ππΈπΌπ΄